Rabu, 27 Februari 2013

Siklus Tidur


BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Istirahat dan tidur merupakan kebutuhan dasar yang dibutuhkan oleh semua orang. Untuk dapat berfungsi secara normal, maka setiap orang memerlukan istirahat dan tidur yang cukup. Pada kondisi istirahat dan tidur, tubuh melakukan proses pemulihan untuk mengembalikan stamina tubuh hingga berada dalam kondisi yang optimal.
Setiap individu mempunyai kebutuhan istirahat dan tidur yang berbeda. Pola istirahat dan tidur yang baik dan teratur memberikan efek yang bagus terhadap kesehatan. Namun dalam keadaan sakit, pola tidur seseorang biasanya terganggu, sehingga perawat perlu berupaya untuk membantu pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur klien.  
Kebutuhan istirahat dan tidur pada individu yang sakit sangat diperlukan untuk mempercepat proses penyembuhan. Oleh arena itu, perawat harus mempunyai kompetensi yang baik terkait dengan kebutuhan istirahat dan tidur.

1.2  Rumusan Masalah
·         Definisi Istirahat dan Tidur
·         Kadaan Waspada dan Tidur
·         Jenis- jenis Tidur
·         Efek Fisiologi Tidur
·         Berapa lama tidur diperlukan ?
·         Mengapa Kita Mimpi?
·         Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Istirahat dan Tidur
·         Gangguan-Gangguan  Tidur dan Penanganannya     
·         Asuhan Keperawatan Klien dengan Masalah Tidur




1.3  Tujuan
·         Definisi Istirahat dan Tidur
·         Kadaan Waspada dan Tidur
·         Jenis- jenis Tidur
·         Efek Fisiologi Tidur
·         Berapa lama tidur diperlukan ?
·         Mengapa Kita Mimpi?
·         Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Istirahat dan Tidur
·         Gangguan-Gangguan  Tidur dan Penanganannya     
·         Asuhan Keperawatan Klien dengan Masalah Tidur
1.4 Manfaat
Dengan belajar makalah ini tentang siklus tidur, mahasiswa dapat mengetahui dan mengaplikasikan terhadap pasien. Serta dengan disusunnya makalah ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan kita.














BAB II
PEMBAHASAN


2.1 Definisi Istirahat dan Tidur

Istirahat dan tidur merupakan kebutuhan dasar yang dibutuhkan oleh semua orang. Untuk dapat berfungsi secara normal, maka setiap orang memerlukan istirahat dan tidur yang cukup. Pada kondisi istirahat dan tidur, tubuh melakukan proses pemulihan untuk mengembalikan stamina tubuh hingga berada dalam kondisi yang optimal.
            Setiap individu mempunyai kebutuhan istirahat dan tidur yang berbeda. Pola istirahat dan tidur yang baik dan teratur memberikan efek yang bagus terhadap kesehatan. Namun dalam keadaan sakit, pola tidur seseorang biasanya terganggu, sehingga perawat perlu berupaya untuk membantu pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur klien.
            Kebutuhan istirahat dan tidur pada individu yang sakit sangat diperlukan untuk mempercepat proses penyembuhan. Oleh arena itu, perawat harus mempunyai kompetensi yang baik terkait dengan kebutuhan istirahat dan tidur.

A.    Istirahat
Kata “ Istirahat ” mempunyai arti yang sangat luas meliputi bersantai menyegarkan diri, diam menganggur setelah melakukan aktivitas, serta melepaskan diri dari apa pun yang membosankan, menyulitkan, atau menjengkelkan. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa istirahat merupakan keadaan yang tenang, rileks, tanpa tekanan emosional dan bebas dari kecemasan (ansietas).
            Seseorang benar- benar Istirahat apabila :
a.       Merasa segala sesuatu dapat diatasi dan di bawah kontrolnya.
b.      Merasa diterima eksistensinya baik di tempat tinggal, kantor, atau di mana pun. Juga termasuk ide- idenya diterima oleh orang lain.
c.       Mengetahui apa yang terjadi.
d.      Bebas dari gangguan dan ketidak nyamanan.
e.       Memiliki kepuasan terhadap aktivitas yang dilakukan.
f.       Mengetahui adanya bantuan sewaktu-waktu bila memerlukannya.

B.     Tidur
Tidur merupakan suatu keadaan tidak sadar di mana persepsi dan reaksi individu terhadap lingkungan menurun atau hilang, dan dapat dibangunkan kembali dengan indra atau rangsangan yang cukup. Tujuan seseorang tidur tidak jelas diketahui, namun diyakini tidur diperlukan untuk menjaga keseimbangan mental emosional, fisiologis, dan kesehatan.
Seseorang dapat dikategorikan sedang tidur apabila terdapat tanda-tanda sebagai berikut:
a.       Aktivitas fisik minimal.
b.       Tingkat kesadaran yang bervariasi.
c.       Terjadi perubahan-perubahan proses fisiologis tubuh, dan
d.      Penurunan respons terhadap rangsangan dari luar.
Selama tidur, dalam tubuh seseorang terjadi perubahan proses fisiologis. Perubahan tersebut, antar lain:
a.       Penurunan tekanan darah, denyut nadi.
b.      Dilatasi pembuluh darah perifer.
c.       Kadang-kadang terjadi peningkatan aktivitas traktus gastrointestinal.
d.      Relaksasi otot-otot rangka.
e.       Basal metabolisme rate (BMR) menurun 10-30%
Pada waktu tidur terjadi perubahan tingkat kesadaran yang berfluktuasi. Tingkat kesadaran pada organ-organ penginderaan berbeda-beda. Organ pengindera yang mengalami penurunan kesadaran yang paling dalam selama tidur adalah indra pencium. Hal ini dapat dibuktikan dengan banyaknya kasus kebakaran yang terjadi pada malam hari tanpa disadari oleh penghuninya yang sedang tidur. Organ penginderaan yang mengalami penurunan tingkat kesadaran paling kecil adalah indra pendengaran dan rasa sakit. Ini menjelaskan mengapa orang-orang yang sakit dan berada dalam lingkungan yang bising acap kali tidak dapat tidur.
Tidur tidak dapat diartikan sebagai manifestasi deaktifitas sistem saraf pusat. Sebab pada orang yang tidur, sistem saraf pusatnya tetap aktif dalam sinkronisasi terhadap neuron-neuron substansi retikularis dari batang otak. Ini dapat diketahui melalui pemeriksaan electroenchepalogram (EEG). Alat tersebut dapat memperlihatkan fluktansi energi (gelombang otak) pada kertas grafik.    

2.2  Keadaan Waspada dan Tidur

            Suatu keadaan yang penting untuk terjadinya keadaan waspada. Keadaan saraf otak harus disalurkan dalam arah yang tepat misalnya selama epilepsi, otak beberapa kali lebih aktif daripada selama kewaspadaan normal. Meskipun demikian, ia sama sekali tidak sadar, ini bukan suatu keadaan waspada, untuk keadaan waspada otak aktif saja tidak cukup.
      Dua macam jenis waspada dalam tidur adalah sebagai berikut:
1.      Menurunnya kegatan di dalam sitem pengaktivasi retikularis disebut tidur gelombang lambat karena gelombang otak sangat lambat. Kebanyakan tidur malam, tidur tidak nyenyak, tanpa mimpi, tidur gelombang delta, dan menyegarkan setelah bangun. Perubahan-perubahan elektro ensefalo grafik berubah sebagai berikut:
a.       Kewaspadaan penuh; gelombang beta frekuensi tinggi tetapi bervoltase rendah yang memperlihatkan desinkronasi.
b.      Istirahat tenang; gelombang alfa suatu jenis gelombang otak yang disinkronisasikan.
c.       Tidur ringan; perlambatan gelombang alfa ke jenis tetra dan delta yang bervoltase rendah, tetapi diselingi oleh spindle gelombang alfa yang disebut sleep spindle, berlangsung beberapa detik pada suatu waktu.
d.      Tidur nyenyak gelombang lambat; gelombang delta voltase tinggi terjadi dengan kecepatan 1-2 detik.
Sifat tidur gelombang lambat. Sifat tidur nyenyak gelombang lambat terakhir kita tetap bangun selama lebih dari 24 jam, mengingat tidur nyenyak yang terjadi 30 menit sampai 1 jam setelah tidur. Tidur ini sangat menyegarkan dan disertai penurunan tonus vaskuler peifer, fungsi vegetatif tubuh lainnya, serta penurunan tekanan darah 10-30%, kecepatan pernafasan dan lajumetabolisme basal.
2.      Penyaluran abnormal dari isyarat-isyarat di dalam otak meskipun kegiatan otak mungkin tidak tertekan ssecara berarti disebut tidur paradoks episode. Tidur singkat biasanya terjadi pada interval selama tiap malam, tidur ini mempunyai tujuan tertentu. Berlangsung 5-20 menit dan rata-rata timbul setiap 90 menit. Periode pertama 80-100 menit setelah orang tersebut tertidur, bila sangat lelah bahkan mungkin tidak ada. Sebaliknya, ketika orang itu telah beristirahat semalaman, lamanya paradoks akan sangat meningkat.
a.       Biasanya disertai mimpi aktif
b.      Lebih sulit untuk dibangunkan daripada selama tidur gelombang lambat.
c.       Tonus otot di seluruh tubuh sangat tertekan, menunjukkan inhibisi kuat proyeksi spinal atas sistem pengaktivasi retikularis.
d.      Frekuensi jantung dan pernafasan menjadi tidak teratur yang merupakan ciri keadaan mimpi.
e.       Gerakan otot yang tidak teratur terutama gerakan mata yang cepat sering disebut Rapid Eye Movement (REM). Eletroensefalon disinkronisasi gelombang beta voltase  rendah yang mirip dengan keadaan waspada yang disebut tidur desinkronisasi, berarti gelombang otak yang tidak sinkron.
Tidur paradoks adalah sejenis tidur dimana otak benar-benar aktif, tetapi kegiatan otak disalurkan dalam arah yang tepat agar dapat menyadari keadaan di sekitarnya ketika terbangun.
2.3 Jenis- jenis Tidur
A.    Tidur Aktif atau REM
Setiap siklus tidur tenang atau NREM akan diakhiri dengan tidur aktif atau REM (Rapid Eye Movement atau Gerakan Mata Cepat). Kebalikan dari tidur tenang, denyut nadi, pernapasan, tekanan darah dan aktivitas lainnya berlangsung dengan lebih aktif, cepat dan tidak teratur. Darah dialirkan ke otak dan gelombang otak. Anda dapat melihat seseorang mengalami periode saat saat melihat tonjolan mata bergerak ke kiri dan ke kanan karena memang pada tidur REM, mata bergerak cepat ke kiri dan ke kanan.
Pada saat tidur aktif atau REM inilah seseorang mengalami mimpi yang sebagian besar tidak akan diingat pada saat bangun dari tidur. Anda juga mengalami imobilitas yaitu tidak dapat menggerakkan otot-otot Anda. Hal ini yang berguna agar Anda tidak bergerak sesuai mimpi Anda sehingga membahayakan Anda. Biasanya seseorang mengalami mimpi kira-kira setiap 90 menit sekali dalam sebuah siklus tidur.
Periode tidur aktif berlangsung selama 25 persen dari keseluruhan periode tidur kita. Pada saat tidur aktif atau REM, tubuh memulihkan fungsi-fungsi tertentu dari otak dan juga memperbaiki mental. Pada saat ini pikiran akan memilih, mengolah, mengorganisasi, menghapus hal-hal yang tidak penting dan menyimpan keterangan yang dialami pada hari sebelumnya seperti saat seseorang merekam film dan akan mempersiapkan otak dan pikiran untuk menerima keterangan baru esok harinya. Saat tidur aktif, otak akan menghapus memori jangka pendek atau data tidak penting dan mempertahankan ingatan jangka panjang. Inilah yang membuat setelah tidur, pikiran terasa lebih segar karena tersedia lebih banyak memori otak untuk digunakan lagi.
Selain itu, selama Anda tertidur, tubuh menghasilkan sel T yang akan melawan patogen atau bibit penyakit. Dan saat tertidur, tubuh juga menghasilkan hormon leptin untuk mengatur nafsu makan.
            Agar tubuh merasakan manfaat baik dari tidur, seseorang harus mengalami semua proses tidur tersebut dan dalam waktu yang cukup. Jika kita kurang tidur, akan sulit berkonsentrasi, kehilangan memori, dan kosa kata, penurunan kesanggupan berpikir analitis, dan kehilangan kreativitas. Bahkan kurang tidur bisa meningkatkan kekhawatiran dan depresi. Maka, berupayalah agar Anda cukup tidur setiap hari dan rasakan manfaatnya.
B.     Tidur Tenang atau Non-REM
Selama siklus tidur kita akan mengalami 2 macam keadaan tidur yaitu keadaan tidur tenang dan keadaan tidur aktif. Tidur tenang sering dikenal dengan istilah tidur NREM atau Non-REM (No Rapid Eye Movement atau Tidak Ada Gerakan Mata yang Cepat).
Saat tidur tenang atau NREM atau Non-REM, tubuh seseorang akan mengalami kegiatan yang tenang. Denyut nadi, pernapasan dan tekanan darah tubuh akan bergerak lebih tenang dan teratur. Ini adalah proses di mana tubuh memulihkan tubuh. Otot-otot, kelenjar tubuh dan susunan tubuh diperbaiki. Zat-zat yang tidak berguna akan dibuang dari tubuh. Pada saat tidur tenang juga terjadi penggabungan protein-protein yang akan digunakan pada saat tidur aktif.
Pada keadaan tidur tenang atau NREM atau Non-REM, seseorang akan mengalami 4 tahap. Berikut ini tahapan yang terjadi ketika Anda mulai tertidur.
  • Tidur Ringan
Saat pertama kali seseorang mulai tertidur, Anda memasuki tahap pertama di mana Anda mengalami tidur ringan atau tidur dangkal, di mana otot tubuh akan mengendur dan gelombang otak akan bergerak tidak beraturan. Pada tahap ini biasanya dimulai ketika Anda mengantuk dan tertidur. Tahap pertama berlangsung selama 30 detik sampai 7 menit pertama tidur Anda.
  • Tidur Sebenarnya
Selanjutnya, Anda akan memasuki tahap kedua yaitu tidur sebenarnya, di mana gelombang otak membesar, pecahan-pecahan pikiran dan gambar-gambar mungkin bermunculan dan bergerak di pikiran kita tetapi kita tidak menyadarinya, bahkan Anda sudah tidak sadar dengan keadaan di sekeliling Anda. Tahap kedua berlangsung selama 20 persen dari seluruh waktu tidur Anda.
  • Tidur Lebih Pulas
Tahap ketiga tidur Anda semakin lelap. Pada tahap ini, tubuh Anda mulai sulit dibangunkan karena sudah terlelap.
  • Tidur Terpulas
Tahap keempat merupakan tahap tidur paling pulas. Pada tahap ini, otak memproduksi gelombang besar, sebagian besar darah dialirkan ke otot, terjadi pemulihan dan perbaikan fungsi tubuh. Hormon pertumbuhan dihasilkan dan terjadi proses pertumbuhan berlangsung pada tahap ini. Tahap ketiga dan keempat berlangsung selama 50 persen dari seluruh waktu tidur kita.
Jika saat tertidur, kita tidak bisa memasuki tahap ketiga dan keempat, maka kemungkinan besar saat terbangun kita akan merasa letih bahkan bisa depresi.
Selesai memasuki tahap keempat, Anda akan mengalami tahap pertama kembali, memasuki tahap kedua dan seterusnya. Siklus ini akan berulang beberapa kali. Pada umumnya pengulangan siklus ini berlangsung selama 3 sampai 5 kali. Lamanya 1 kali siklus membutuhkan waktu sekitar 90 sampai 110 menit.
2.4  Efek Fisiologi Tidur

Tidur menyebabkan dua jenis efek :
1.      Efek pada Sistem itu Sendiri
Orang yang medula spinalisnya ditranseksi di leher tidak memperhatikan efek fisiologis di dalam tubuh di bawah tingkat yang dapat dihubungkan ke siklus tidur dan waspada. Tidak adanya tidur dan waspada ini tidak menyebabkan kerugian yang berarti pada organ tubuh atau gangguan fungsi, sebaliknya tidak tidur pasti memengaruhi fungsi susunan saraf pusat.
Keadaan waspada yang lama sering disertai dengan malfungsi progresif dari pikiran dan kegiatan tingkah laku sistem saraf. Meningkatnya keterlambatan berpikir terjadi pada akhir periode waspada yang lama. Tidur yang sekarang belum dimengerti adalahmemulihkan kepekaan normal dan keseimbangan normal diantara berbagai bagian susunan tubuh.
2.      Efek pada Struktur Tubuh Lainnya
Fungsi somatik tubuh siklus meningkat dan menurunnya eksitabilitas saraf siklus yang mengikuti siklus waspada dan tidur mempunyai efek cukup besar pada tubuh perifer.terjadi peningkatan kegiatan simpatis selama keadaan bangun dan peningkatan jumlah impuls ke otot rangka untuk meningkatkan tonus otot. Selama tidur kegiatan simpatis turun, sedangkan parasimpatis kadang-kadang meningkat dan tonus otot hampir nol. Selama tidur, tekanan darah arteri menurun, kecepatan nadi turun, pembuluh darah pada kulit berdilatasi, kegiatan gastriintestinalis kadang-kadang meningkat, oto-otot mengalami keadaan istirahat sempurna, dan seluruh laju metabolik basal tubuh turun kira-kira 10-20%.   
2.5 Berapa lama tidur diperlukan ?

Di Amerika penelitian oleh ahli-ahli faal mendapatkan bahwa pada bayi tidur yang dibutuhkan rata-kira 16 jam, kadang-kadang kurang atau lebih. Pene-litian pada bayi yang tidur kurang dari 16 jam menunjukkan, perkembangan intelektualnya temyata tidak mempu-nyai efek pada perkembangannya. Peneliti yang sama mendapatkan bahwa siswa umur 16 tahun perlu tidur 10 sampai 11 jam, mahasiswa perlu 8 jam sedangkan yang lebih tua dapat melakukan adaptasi dan kekurangan tidumya dapat dibayar pada keesokan harinya. Pada orang tua kebutuhan tidurnya makin berkurang, pada umur 45-60 tahun, kira-kira 7 jam.
Pada orang yang berumur lebih dari 50 tahun, tingkat 4 dari NREM hampir hilang. Rekor sampai saat ini untuk orang tidak tidur dipegang oleh Robert McDonald pada tahun 1988 dengan waktu 18 hari, 21 jam, dan 40 menit. Pada keadaan tidak tidur yang ekstrim ini terjadi halusinasi, paranoia, mudah tersing-gung, gangguan penglihatan, selain itu suaranya menjadi tidak jelas, kehi-langan kemampuan untuk konsentrasi dan mengingat. Gejala-gejala ini meng-hilang setelah beberapa hari tidur. Tan-pa pengawasan yang ketat oleh dokter susah dikatakan bahwa marathon ba-ngun memang benar-benar tidak tidur, karena sebenarnya dia tidur sekejap walaupun matanya tetap terbuka.
Pada percobaan laboratorium, il-muwan melakukan penelitian pada sukarelawan untuk tidak tidur selama 3 sampai 4 hari, ternyata orang ini tidak dapat berkonsentrasi sehingga bila di-minta untuk mengulang gambar atau kata yang sederhana, banyak melaku-kan kesalahan.
Orang dengan insomnia merasa tidak bisa tidur, walaupun dia tertidur sepanjang malam. Dia merasa waktu berjalan lambat bila dia terjaga atau terbangan pada malam hari dan dia me-rasa waktu terjaga itu lama sekali. Ilmu-wan di Stanford University mengawasi patron orang insomnia ini, ternyata orang dengan insomnia berat sepanjang malam hanya terjaga selama 30 menit lebih.

2.6 Mengapa Kita Mimpi?

Bila seorang dibangunkan pada tidur REM biasanya mengatakan dia dalam mimpi dan dia dapat mengingat dengan jelas apa mimpinya. Mimpi da-pat dipengaruhi oleh kejadian disekitar orang tersebut tidur. Misalnya seorang dalam tidur REM, dipunggungnya ditempeli air es, dia akan bercerita bermimpi sedang menolong orang yang tenggelam dalam air.
Menurut riset tentang tidur yang dilaporkan oleh Piere Maquet dalam majalah Science 2 Nov 2001, temyata tidur berperanan dalam proses belajar dan mengingat. Dan oleh Jerome M. Siegel dalam terbitan yang sama menyatakan bahwa tidur REM (waktu mimpi terjadi) merupakan waktu untuk konsolidasi ingatan.

2.7 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Istirahat dan Tidur
Pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur setiap orang berbeda-beda. Ada yang kebutuhannya yang terpenuhi dengan baik. Ada pula yang mengalami gangguan. Seseorang bias tidur ataupun tidak dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya sebagai sebagai berikut :
a.       Status kesehatan
Seseorang yang kondisi tubuhnya sehat memungkinkan ia dapat tidur dengan nyenyak. Tetapi pada orang yang sakit dan rasa nyeri, maka kebutuhan istirahat dan tidurnya tidak dapat dipenuhi dengan baik sehingga dia tidak dapat tidur dengan nyenyak. Misalnya, pada klien yang menderita gangguan pada sitem pernafasan. Dalam kondisinya yang sesak nafas, maka seseorang tidak mungkin dapat istirahat dan tidur.

b.      Linkungan
Linkungan dapat meningkatkan atau menghalangi manhalangi seseorang untuk tidur. Pada lingkungan yang tenang memungkinkan seseorang dapat tidur denga nyenyak. Sebaliknya lingkungan yang ribut, bising, dan gaduh menghambat seseorang untuk tidur.
c.       Stres psikologis
Cemas dan depresi akan menyebabkan gangguan pada frekuensi tidur. Hal ini disebabkan karena pada kondisi cemas akan meningkatkan norepinefrin darah melalui sistem saraf simpatis. Zat ini akan mengurangi tahap IV NREM dan REM.
d.      Diet
Makanan mengandung L-Triptofan seperti keju, susu, daging, dan ikan tuna dapat menyebabkan seseorang mudah tidur. Sebaliknya, minuman yang kafein maupun alkohol akan mengganggu tidur.
e.       Gaya hidup
Kelelahan dapat mempengaruhi pola tidur seseorang. Kelelahan tingkat menengah orang dapat tidur dengan nyenyak. Sedangkan pada kelelahan yang berlebihan akan menyebabkan periode tidur REM lebih pendek.
f.       Obat-obatan
Obat-obatan yang dikonsumsi seseorang yang akan berefek menyebabkan tidur, ada pula yang sebaliknya yang mengganggu tidur. Misalnya golongan amfetamin akan menurunkan tidur REM.
2.8 Gangguan-Gangguan  Tidur dan Penanganannya     
Ø  Insomnia
Pengertian insomnia mencakup banyak hal. Insomnia berupa kesulitan untuk tidur atau kesulitan untuk tetap tertidur. Bahkan seseorang yang terbangun dari tidur, tetapi merasa belum cukup tidur dapat disebut mengalami insomnia. Dengan demikian,insomnia merupakan ketidak mampuan untuk mencukupi kebutuhan tidur untuk mencukupi kebutuhan tidur baik secara kualitas maupun kuantitas. Kenyataannya, insomnia bukan berarti sama sekali seseorang tidak dapat tidur atau kurang tidur karena orang yang menderita insomnia sering dapat tidur lebih lama dari yang mereka perkirakan, tetapi kualitasnya kurang.
            Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan seseorang mengalami insomnia diantaranya adalah rasa nyeri, kecemasan, ketakutan, tekanan jiwa, dan kondisi yang tidak menunjang untuk tidur. Perawat dapat membantu klien mengatasi insomnia melalui pendidikan kesehatan, menciptakan lingkungan yang nyaman, melatih klien relaksasi, dan tindakan lainnya.
            Ada beberapa tindakan atau upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk mangatasi insomnia yaitu:
a.       Memakan makanan berprotein tinggi sebelum tidur, seperti keju atau susu. Diperkirakan bahwa triptofan, yang merupakan suatu asam amino dari protain yang dicerna, dapat membantu agar cepat tidur.
b.      Usahakan agar selalu beranjak tidur pada waktu yang sama.
c.       Hindari tidur diwaktu siang atau sore hari.
d.      Berusaha untuk tidur hanya apabila merasa benar-benar kantuk dan tidak pada waktu kesadaran penuh.
e.       Hindari kegiatan-kegiatan yang membangkitkan minat sebalum tidur.
f.       Lakukan latihan-latihan gerak badan setiap hari, tetapi tidak menjelang tidur.
g.      Gunakan teknik-teknik pelepas otot-otot serta meditasi sebelum berusaha untuk tidur.

Ø  Somnambulisme
Somnambulisme merupakan gangguan tingkah laku yangsangat kompleks mencakup adanya otomatis dan semipurposeful aksi motorik, seperti membuka pintu, menutup pintu, duduk ditempat tidur, menabrak kursi, berjalan kaki, dan berbicara. Termasuk tingkah laku berjalan dalam beberapa menit dan kembali tidur. Somnambulisme ini lebih banyak terjadi pada anak-anak dibandingkan orang dewasa.
            Upaya yang dapat dilakukan untik mengantisipasi somnambulisme yaitu dengan membimbing anak. Tindakan ini dilakukan untuk mengatisipasi resiko terjadinya cidera pada anak. Ketika anak dalam kondidsi somnambulisme, maka anak dibimbing untuk kembali ketempat tidur. Upaya lain yang dapat dilakukan untuk mengatasi somnabulisme adalah dengan membuat lingkungan yang nyaman dan aman, serta dapat pula dengan menggunakan obat seperti Diazepam dan Valium.
Ø  Enuresis
Enuresis adalah  kencing yang tidak disengaja (mengompol). Terjadi pada anak-anak dan remaja, paling banyak terjadi pada laki-laki. Penyebab secara pasti belum jelas, tetapi ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan enuresis seperti gangguan pada bladder, stres, dan toilet training yang kaku. Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah enuresis antara lain: hindari stres, hindari minum yang banyak sebelum tidur, dan kosongkan kandung kemih (berkemih dulu) sebelum tidur.
Ø  Narkolepsi
Narkolepsi merupakan suatukondisi yang dicirikan oleh keinginan yang tak terkendali untuk tidur. Dapat dikatakan pula bahwa narkolepsi adalah serangan mengantuk yang mendadak, sehingga dapat tertidur pada setiap saat di mana serangan tidur (kantuk) tersebut datang.
            Penyebab  narkolepsi secara pasti belum jelas, tetapi diduga terjadi akibat kerusakan genetika sistem saraf pusat dimana periode REM tidak dapat dikendalikan. Serangan narkolepsi ini dapat menimbulkan bahaya apabila terjadi pada waktu mengendarai kendaraan, pekerja yang bekerja pada alat-alat yang berputar-putar, atau berada di tepi jurang.
            Obat-obat agripnotik dapat digunakan untuk mengendalikan narkolepsi yaitu sejenis obat yang membuat orang tidak dapat tidur. Obat tersebut diantaranya jenis amfetamin.
Ø  Night terrors   
Night terrors adalah mimpi buruk. Umumnya terjadi pada anak usia 6 tahun atau lebih. Setelah tidur beberapa jam, anak tersebut langsung terjaga dan berteriak, pucat dan ketakutan.
Ø  Mendengkur
Mendengkur disebabkan oleh adanya rintangan terhadap pengaliran udara di hidung dan mulut. Amandel yang membengkak dan adenoid dapat terjadi factor yang turut menyebabkan mendengkur. Pangkal lidah yang mambuat saluran napas pada lansia. Otot-otot dibagian belakang mulut mengendur lalu bergetar jika dilewati udara pernafasan.
2.9    Asuhan Keperawatan Klien dengan Masalah Tidur

Ø  Pengkajian
Pengkajian tentang pola tidur klien meliputi riwayat tidur, catatan tidur, pemeriksaan fisik, dan tinjauan pemeriksaan diagnostic.


Ø  Riwayat Tidur
Pengkajian riwayat tidur secara umum dilakukan segera setelah klien memasuki fasilitas perawat. Ini memungkinkan perawat menggabungkan kebutuhan klien dan hal_hal yang ia
sukai ke dalam rencana perawatan. Riwayat tidur ini meliputi :
Ø  Pola tidur yang biasa
Ø  Ritual sebelum tidur
Ø  Penggunaan obat tidur atau obat-obatan lainnya
Ø  Lingkungan tidur
Ø  Perubahan terkini pada pola tidur
Selain itu, riwayat ini juga harusmencakup berbagai masalah yang ditemui pada pola tidur, tersebut muncul, penyebabnya, kapan pertama kali masalah tersebut muncul, frekuensinya, pengaruhnya terhadap keseharian klien, dan bagaimana klien berkoping dengan masalah tersebut.
Ø  Catatan Tidur
Catatan tidur sangatlah bermanfaat, khususnya untuk klien yang memiliki masalah tidur sebab catatan ini berisi berbagai informasi penting terkait pola tidur klien. Catatan tidur dapat mencakup keseluruhan atau sebagian dari informasi berikut.
Ø  Jumlah jam tidur total per hari
Ø  Aktivitas yang dilakukan 2-3 jam sebelum tidur (jenis, durasi, dan tidur)
Ø  Ritual sebelum tidur (mis, minum air, minum obat tidur)
Ø  Waktu (a) pergi tidur ,(b) mencoba tidur, (c) tertidut, (d) terjaga dimalam hari dan durasinya, serta ,(e) bangun tidur di pagi hari
Ø  Adanya masalah yang klien yakini dapat mempengarhi tidurnya
Ø  Factor yang klien yakini member pengaruh positif atau negative pada tidurnya
Kemudian, perawat dapat mengembangkan data tersebut menjadi bagan atau grafik yang berguna untuk mengidentifikasi masalah tidur yang klien alami.


Ø  Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik meliputi observasi penampilan, perilaku, dan tingkat energy klien. Penampilan yang mendadak klien mengalami masalah tidur antara lain adanya lingkaran hitam disekitar mata, konjungtiva kemarahan, kelopak mata bengkak, dll. Sedangkan indikasi perilaku dapat meliputi iritabilitas,gelisah,   tidak perhatian, bicara lambat, menguap, dll. Disamping itu, klien yang mengalami masalah tidur juga dapat terlihat lemah, letargi atau lelah akibat kekurangan energy.
Ø  Pemeriksaan Diagnostic
Tidur dapat diukur secara objektif dengan menggunakan  alat Yang disebut polisomnografi. Alat ini dapat merekam elektroensefalogram (EEG), elektromiogram (EMG), dan elektro-okulogram (EOG) sekaligus. Dengan alat ini, kita dapat mengkaji aktivitas klien selama tidur. Aktifitas yang klien lakukan tanpa sadar tersebut bisa jadi merupakan penyebab seringyaklien terjaga di malam hari.
Ø  Penetapan Diagnosis
Menurut NANDA, diagnosis keperawatan yang dapat ditegakkan untuk klien dengan masalah tidur adalah masalah gangguan pola tidur. Etiologi untuk label ini dapat bervariasi dan spesifik untuk masing-masing individu. Hal ini meliputi ketidaknyaman fisik atau nyeri, ansietas, perubahan waktu tidur yang sering, serta perubahan lingkungan tidur atau lingkungan sebelum tidur.
Selain sebagai label diagnosis, gangguan pola tidur juga bisa menjadi etiologi untuk diagnosis yang lain, seperti risiko cedera, kelelahan, ketidkefektifan koping, ansietas, intoleransi aktifitas,.
Ø  Perencanaan dan Implementasi 
Tujuan utama asuhan keperawatan untuk klien dengan gangguan tidur adalah untuk mempertahankan (atau membentuk) pola tidur yang memberikan energy yang cukup untuk menjalani aktifitas sehari-hari. Sedangkan tujuan lainnya dapat terkait dengan upaya meningkatkan perasaan sejahtera klien atau meningkatka kualitas tidurnya.
1.      Gangguan pola tidur
Yang berhubungan dengan :
·         Sering terjaga di malam hari, sekunder akibat (gangguan transport aksigen, gangguan eliminasi, gangguan metabolisme).
·         Tidur berlebihan di siang hari, sekunder akibat medikasi (mis : sedative, hipnotik, antidepresen, amfetamin, barbiturate, dll).
·         Depresi
·         Nyeri
·         Aktivitas siang hari yang tidak adekuat
·         Perubahan ritme sirkadian
·         Takut
2.      Criteria hasil
Individuakan melaporkan keseimbangan yang optimal antara istirahat dan aktivitas
3.      Indicator
·         Menjelaskan factor yang mencegah atau menghambat tidur
·         Mengidentifikasi teknik untuk memudahkan tidur
4.      Intervensi umum
·         Identifikasi factor yang menyebabkan  (nyeri, takut, stress, ansietas, imobilitas, sering berkemih, lingkungan yang asing, temperature, aktiitas yang tidak adekuat).
·         Kurangi tau hilangkan distraksi lingkungan dan gangguan tidur.
v  Bising
ü  Tutup pintu kamar
ü  Cabut kabel telepon
ü  Nyalakan “bunyi-bunyi yang lembut” (mis : kipas angin, music yang tenang, suara hujan, angin )
ü  Pasang lampu tidur
ü  Turunkan volume alarm dan tv
v  Gangguan
ü  Hindari prosedur yang tidak perlu selama periode tidur
ü  Batasi penginjung selama periode istirahat yang optimal (mis : setelah makan).
ü  Apabila berkemih malam hari dapat mengganggu tidur,minta klien untuk membatasi asupan cairan pada malam hari dan berkemih sebelum tidur.


·         Tingkatan aktivitas di siang hari, sesuai indikasi.
ü  Buat jadwal program aktivitas untuk siang hari bersama klien (jalan kaki, terapi fisik).
ü  Janga tidur siang lebih dari 90 menit.
ü  Anjurkan  klien untuk tidur di pagi hari
ü  Anjurkan orang lain untuk berkomunikasi dengan klien dan rangsang ia untuk tetap terjaga.
·         Bantu upaya tidur
ü  Kaji rutinitas tidur yang biasa dilakukan klien, keluarga, atau orang tua, praktik hygiene, ritual (membaca, bermin) dan aptuhi semaksimal mungkin.
ü  Anjurkan atau berikan perawatan pada petang hari (mis : hygiene personal, linen dan baju tidur yang bersih).
ü  Gunakan alat bantu tidur (mis : air hangat untuk mandi, bahan bacaan, pijatan dipunggung, susu, music yang lembut).
ü  Pastikan klien tidur tanpa gangguan selama sedikitnya 4 atau 5 periode, masing-masing 90 menit, setiap 24 jam.
ü  Catat lamanya tidur tanpa gangguan untuk setiap sif.
·         Ajarkan rutinitas tidur di rumah
ü  Pertahanan jadwal harian yang konsisten untuk bangun, tidur, dan istirahat (hari biasa, akhir pekan)
ü  Bangunlah diwaktu yang biasa, bahkan jika tidur anda tidak nywnyak, hindari berada di tempat tidur setelah terjaga
ü  Gunakan tempat tidur hanya untuk aktifitas yang terkait dengan tempat tidur.
ü  Apabila anda terjaga dan tidak dapat tidur kembali, beranjaklah dari tempat tidur dan membacalah di ruangan lain selama 30 menit.
ü  Hindari makanan dan minuman yang mengandung kafein (coklat, teh, kopi) saat siag dan petang hari
ü  Hindari minuman berakohol
ü  Upayakan mengkonsumsi kudapan yang kaya L-tritofan (mis : susu, kacang) menjelang tidur.
·         Jelaskan pentingya olahraga secara teratur (jalan kaki, lari, senam aerobic dan latihan) fisik selam sedikitnya satu setengah jam tiga kali seminggu (jika tidak dikontraindikasikan) untuk menurunkan stress dan memudahkan tidur.
·         Jelaskan bahwa obat-obatan hipnotik tidak boleh digunakan untuk waktu yang lama karena beresiko menyebabkan toleransi  dan mengganggu pada siang hari
·         Jelaskan pada klien dan orang terdekat klien mengenai penyebab gangguan tidur/istirahat, berikut cara-cara yang mungkin dilakukan untuk menghindari atau meminimlakan penyebab tersebut.
5.      Rasional
·         Tidur akan sulit dilakukan tanpa relaksasi. Lingkungan rumah sakit yang asing dapat menghambat relaksasi
·         Agar merasa segar, individu biasanya harus menyelesaikan keseluruhan siklus tidur (70-100 menit) sebanyak 4 atau 5 kali semalam
·         Kefektifan obat-obatan sedative dan hipnotik mulai berkurang setelah satu minggu penggunaan. Kondisi ini menuntut pemberian dosis yyang tinggi dan beresiko menyebabkan ketergantungan
·         Ritual atau kebiasaan tidur yang biasa dilakukan dapat meningkatkan relaksasi dan membantu tidur
·         Susu hangat yang mengandung L-triptofan merupakan penginduksi tidur
·         Kafein dan nikotin adalah stimulant SSP yang dapat memperpanjang masa laten dan meningkatkan frekuensi terjaga
·         Tidur saat dini hari menghasilkan lebih banyak tidur REM dibandingkan tidur pada siang hari. Tidur siang lebih dari 90 menit mengurangi stimulus untuk siklus tidur yang lebih panjang, yang di dalamnya terdapat tidur REM.
·         Para peneliti menyebutkan, penghalang utama untuk tidur pada klien yang menjalani perawatan kritis adalah aktifitas, kebisingan, nyeri, kondisi fisik, prosedur keperawatan, cahaya dan hipotermia
·         Kebisisngan lingkungan yang tidak dapat di hilangkan dan dikurangi dapat ditutupi dengan “bunyi-bunyi yang lembut” (mis : kipas angin, music yang lembut, suara rekaman)
·         Pola tidur yang tidak teratur dapat mengganggu irama sirkardian normal kemungkinan menyebabkan sulit tidur.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan







3.2 Saran
Demi pembenahan dan kelengkapan dari keseluruhan isi makalah ini, kami sebagai penulis sangat membutuhkan saran dari pembaca agar makalah ini dapat tersusun dengan sempurna kedepannya serta dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi semua pembaca.













DAFTAR PUSTAKA
·      Asmadi.2008.Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien.Jakarta;Salemba Medika.